Wednesday, March 7, 2012

Percakapan Meja Makan

Udah bertahun – tahun lalu, seingatku, duduk berdua disatu meja diwarung makan, sama bapak. Rasanya beda sekarang, ntah memang karena udah lama enggak seperti ini, atau memang udah saatnya sekarang rasanya beda. 

Dulu, diajak bapak makan diluar itu rasanya kayak di mention sama Raisa, walaupun aku ga tau gimana rasanya di mention sama Raisa. Dulu, waktu kami duduk berdua disatu meja, untuk makan, rasanya pengen semua yang di list menu dipesen, bukan karena laper atau ga pernah makan enak, tapi karena ada rasa exite yang berlebihan. Bertahan lama di meja makan, cerita tentang apa aja, kemudian keluar dari warung makan dengan muka seperti dapet togel, so exited. moment seperti itu adalah moment ajaib buat aku, dulu. 

Kali ini, aku yang ajak bapak buat makan diluar, enggak gampang, karena buat dia, lebih nikmat makan di depan tivi dari pada harus keluar untuk sekedar makan diwarung, tapi kali ini bapak mau, kami makan diluar. Enggak ada lagi rasa exite yang keliatan sekarang, waktu milih tempat makan, waktu masuk tempat makan, atau waku liat list menu. Semuanya serasa biasa – biasa aja, ga ada lagi kalap pesen makanan, enggak banyak cerita yang keluar waktu makan. Kali ini, sepertinya, kami “hanya” makan diluar. 

Bahkan aku ga tau raut muka bapak waktu diwarung makan tadi. 

Seperti dulu, abis makan, bapak ngeluarin rokoknya, membakarnya, kemudian meletakkan rokoknya diatas meja, Bapak membakar rokoknya pake korek punya aku. Ada rasa canggung, tapi aku keluarin rokok milikku sendiri, dan ikut membakarnya. 

Kali ini, asap dari rokok kami berdua yang menggantikan percakapan meja makan dulu. Banyak yang berubah sekarang, banyak hal “ajaib” yang berganti sekarang. Tapi gimanapun, seberubah apapun kali ini, ada rasa dulu yang masih kerasa sampai sekarang, rasa seorang anak yang segitu bahagianya makan diluar berdua sama bapaknya. Semoga bapak juga ngerasain rasa seorang bapak yang cukup seneng bisa makan berdua sama anaknya. Maybe someday I’ll know how does it feels like, as a father. 

And thank you for this sweet little moment pak.

No comments:

Post a Comment