Tuesday, September 25, 2012

On My Way Back Home



Pagi ini males bangun, males kerja, males mandi (ini tiap hari sih). Bangun tidur, seperti kebanyakan orang jaman sekarang, cek hape, berharap ada yang ngirimin pesan "sayang bangun, udah pagi", tapi ya itu fiktif, nihil. Pagi ini di hape ada 3 notifikasi, 2 panggilan tidak terjawab, 1 sms, bukan, ini bukan sms yang bilang sayang-sayangan tadi, sms dari kak mis, temen kerja yang mau permisi ga masuk kerja hari ini karena orang tua perempuannya lagi kritis di rumah sakit. 

Kayaknya sih ga ada yang janggal sama hari ini selain aku yang kelupaan pake deodorant. Semuanya biasa aja, di tempat kerja juga ga ada kejadian yang aneh2, cuma asli, hari ini AC di Lab. dinginnya lebay, cek ke termometer dibawah 15 derajat celcius. Bu bos juga hari ini manggil kekantornya bukan untuk ngomel seperti biasa, cuma disuruh masang kabel printer, kan, santai sekali hari ini. 

Karena paginya dapet kabar buruk dari kak Mis tadi, kami pulang kerja janjian buat jenguk, karena emang ibunya udah sering kerumah sakit, karena sakit tentunya, jadi ga ngira kondisinya bakal parah. Sampe di rumah sakit, enggak ada yang nyambut, semuanya ada dipinggir tempat tidur ibunya, nangis. Ibunya kak mis kena ginjal, karena kurang minum air putih dan kebanyakan minum jamu yang kentel. mulai dari sekarang, sayangilah ginjalmu melebihi kekasihmu.

Kondisi beliau koma, terbaring di tempat tidur, mulutnya udah di ganjel pake sendok yang dilapis kain, digigit kenceng. nafasnya udah satu - satu, kadang kejang sampe anak - anaknya harus megangin kaki dan tangannya biar ga lompat. Pandangannya kosong tapi melotot, kadang air matanya netes kesamping, kakinya udah dingin.

Kak mis cuma duduk disamping tempat tidur, pegang tangan ibunya, sambil nangis. Adik perempuannya di tempat tidur sebelah, sedang hamil, meluk suaminya sambil nangis. Bapak mereka, suami ibu yang sedang koma, nangis tanpa suara di sebelah istrinya sambil mengusap pipi istrinya pake jempol. Sunny, adik perempuan kak mis paling kecil, tepat disebelah kepala ibunya, mengusap - usap kening ibunya, sambil terus bisikin ibunya, dua kalimat syahadat. Dia yang "nuntun" ibunya.

Ruangan rumah sakit itu sendu, cuma suara nangis orang - orang dan dua kalimat syahadat yang kedengeran. Aku berdiri tepat dibelakang mereka, terus ngeliat ke si ibu, perjuangannya di sakaratul maut. Enggak ada ekspresi apapun yang keluar dari mukaku, datar. Hampir 1 jam berdiri ditempat yang sama, mandangin orang yang sedang sakaratul maut, mandangin anak - anaknya, suaminya, yang semuanya ga berenti nangis, mereka ga sanggup ngeliat ibunya tersiksa, mereka bahkan udah mengikhlaskan, mengikhlaskan ibunya pulang. 

Adzan Magrib berkumandang, jelas sekali adzan itu kedengeran. Seketika terbayang kalau si ibu, ibu sendiri yang sedang sakaratul maut, seketika terbayang semua tentang dosa ke si ibu, betapa sedihnya di usianya yang sekarang ibu masih harus kerja keras bahkan sampe malem. Adzan selesai, enggak terbendung lagi, rasanya kosong, air mata aku netes.

Kami pulang, tepat setelah temen kerja ngeliat air mata aku keluar, mereka langsung ajak aku keluar dan pulang. Sepanjang perjalanan pulang aku denger Band of Horses - On My Way Back Home.

"every step
a victory it was
i was cheating death
and just in time i would
my memory would start to wander off
and come to me
the remembrance of on my way back home"

Perjalanan pulang hari ini terasa lebih jauh.



Sampe rumah dapet kabar, motor si kakak baru aja ilang di parkiran supermarket, ga tau lagi mau bilang apa. Belakangan lagi banyak hal buruk yang dateng ke orang - orang terdekat, mulai dari temen SMP yang orang tua perempuannya meninggal dunia, sampe keilangan motor.

Hari ini ngajarin kalau yang dimiliki adalah titipan dan titipan pasti akan diminta kembali. Tinggal bagaimana kita jagain titipan yang udah dititipin, biar kalau suatu saat kita udah harus balikin ke yang punya, kita bisa "nuntun" titipan kita dengan ikhlas.

2 comments: