*Kunyah nastar
Karena suka baca tentang traveling, backpacking, dan jalan - jalan gitu, aku jadi punya destinasi tujuan yang bener - bener pengen dikunjungi, antara lain adalah Bromo dan Karimun Jawa. Dua tempat, yang satu adalah gunung, dan yang satunya adalah kepulauan, gunung punya sunrise yang bagus, laut punya sunset yang bagus, gunung punya udara yang dingin, laut punya matahari yang metal.
Emang dari lama udah pengen sekali ke Bromo, tepatnya semenjak baca buku 5cm. Kebeneran si Tipari lagi disana, jadi aku mulai tanya - tanya gimana Bromo, akses kesana, sampe budget kesana. Gerah mungkin anak kampret ini ditanya - tanya, sampe ujungnya dia nanya balik,
Karena suka baca tentang traveling, backpacking, dan jalan - jalan gitu, aku jadi punya destinasi tujuan yang bener - bener pengen dikunjungi, antara lain adalah Bromo dan Karimun Jawa. Dua tempat, yang satu adalah gunung, dan yang satunya adalah kepulauan, gunung punya sunrise yang bagus, laut punya sunset yang bagus, gunung punya udara yang dingin, laut punya matahari yang metal.
Waktu puasa kemaren, si Tipari ke Bromo, bareng keluarganya, aku ngerti sih, niat anak ini pasti mau pamer masang - masang display picture di BBM foto - foto Bromo.
Emang dari lama udah pengen sekali ke Bromo, tepatnya semenjak baca buku 5cm. Kebeneran si Tipari lagi disana, jadi aku mulai tanya - tanya gimana Bromo, akses kesana, sampe budget kesana. Gerah mungkin anak kampret ini ditanya - tanya, sampe ujungnya dia nanya balik,
"kok niat kali, bang?"
"jadi, aku pernah niat sama diri sendiri, sebelum nikah, aku pengen liat sunrise dulu di Bromo, kemudian liat sunset dulu di Karimun Jawa"
Bagus si Tipari ga lanjutin nanya "emang ada yang mau nikah sama kau, bang?" , sempet dia nanya gitu, aku juga ga tau mau jawab apa, mungkin juga sekarang aku udah ga punya handphone klo dia nanya itu, kebanting karena ga tau mau jawab apa.
"mau merenung ya, bang?' si Tipari lajut nanya sok tau
"Enggak, jadi semacam reset life gitu sebelum masuk ke idup yang baru,gitu"
Bahkan udah jawab seserius itu juga, si Tipari nyambernya gini,
"enak tuh ke Bromo bareng istri bang, di sini kan dingin, jadi cocok untuk cari kehangatan bersama" , yah maklum lah, emang anak ini otaknya koplak.
Selesai di ceng-cengin sama cireng itu tadi, tiba - tiba BBMan sama si @tha_punch dan tumbennya lagi, kali ini BBMannya serius, biasanya klo ngobrol sama anak ini ga jauh dari bully - bullyan aja, tapi kali ini dia lagi baik.
Jadi percakapan serius kami dimulai dari pertanyaannya, kapan aku nikah, dan udah atau belum ketemu sama "aiysah" mu, tanya si vita ini. Dan sungguh jika anda berusia seperti saya, dan KEBETULAN, jomblo, maka pertanyaan semacam itu adalah nyesek.
"kapan target bang?" kembali ini adalah bukan pertanyaan yang gampang
karena lagi serius, aku coba jawab serius
"setelah membahagiakan emak bapak saya"
"Target bahagianya sampe mana?"
"Sampe mereka ga perlu kerja banting tulang lagi, yaa..Insyaallah sampai emak ku tinggal jait2 kain perca dirumah dan merepet, sampai si bapak tinggal ngelap2 vespa tua aja dirumah ... sesederhana gitu lah"
"target perencanaan terealisasi?" pertanyaan - pertanyaan si vita malem itu cukup buat jari - jari nari di keypad karena ga tau harus jawab apa
"ga tau aku, 28 atau 29, deadline sekali"
"ga ngerasa kelamaan? , 4 taon lagi? nyarik yang seumuran atau lebih muda? , berjilbab atau enggak?"
"kelamaan? ga tau, mudah - mudahan bisa lebih cepet, enggak ada kriteria seumuran atau enggak, jilbab atau enggak, tapi klo bisa yang bisa nyanyi"
"kenapa harus bisa nyanyi?"
"karena aku maen gitar dan ga bisa nyanyi, akan unyu aja kalo lagi mati lampu dan ga tau mau ngapain, aku bisa maen gitar dan ada yang bisa nyanyi." :)
percakapn sama si vita terus berlangsung, tapi dikhawatirkan akan menjadi seperti interview masuk kerja, dipotong sampe disitu aja.
Entah tuntutan usia atau tuntutan temen - temen yang satu persatu mulai nikah dan punya hidup yang baru, tapi ya itulah, mungkin dengan umur yang ada emang kita udah harus dituntut untuk berfikir kearah itu. Mau ga mau, tekanan di usia ini memang begitu. Lebih dari sekedar tekanan, itu pemikiran yang membawa kita menentukan atau merencakan mau kemana arah kita selanjutnya, karena jalan ditempat itu sia - sia, kan?
Bahkan udah jawab seserius itu juga, si Tipari nyambernya gini,
"enak tuh ke Bromo bareng istri bang, di sini kan dingin, jadi cocok untuk cari kehangatan bersama" , yah maklum lah, emang anak ini otaknya koplak.
Selesai di ceng-cengin sama cireng itu tadi, tiba - tiba BBMan sama si @tha_punch dan tumbennya lagi, kali ini BBMannya serius, biasanya klo ngobrol sama anak ini ga jauh dari bully - bullyan aja, tapi kali ini dia lagi baik.
Jadi percakapan serius kami dimulai dari pertanyaannya, kapan aku nikah, dan udah atau belum ketemu sama "aiysah" mu, tanya si vita ini. Dan sungguh jika anda berusia seperti saya, dan KEBETULAN, jomblo, maka pertanyaan semacam itu adalah nyesek.
"kapan target bang?" kembali ini adalah bukan pertanyaan yang gampang
karena lagi serius, aku coba jawab serius
"setelah membahagiakan emak bapak saya"
"Target bahagianya sampe mana?"
"Sampe mereka ga perlu kerja banting tulang lagi, yaa..Insyaallah sampai emak ku tinggal jait2 kain perca dirumah dan merepet, sampai si bapak tinggal ngelap2 vespa tua aja dirumah ... sesederhana gitu lah"
"target perencanaan terealisasi?" pertanyaan - pertanyaan si vita malem itu cukup buat jari - jari nari di keypad karena ga tau harus jawab apa
"ga tau aku, 28 atau 29, deadline sekali"
"ga ngerasa kelamaan? , 4 taon lagi? nyarik yang seumuran atau lebih muda? , berjilbab atau enggak?"
"kelamaan? ga tau, mudah - mudahan bisa lebih cepet, enggak ada kriteria seumuran atau enggak, jilbab atau enggak, tapi klo bisa yang bisa nyanyi"
"kenapa harus bisa nyanyi?"
"karena aku maen gitar dan ga bisa nyanyi, akan unyu aja kalo lagi mati lampu dan ga tau mau ngapain, aku bisa maen gitar dan ada yang bisa nyanyi." :)
percakapn sama si vita terus berlangsung, tapi dikhawatirkan akan menjadi seperti interview masuk kerja, dipotong sampe disitu aja.
Entah tuntutan usia atau tuntutan temen - temen yang satu persatu mulai nikah dan punya hidup yang baru, tapi ya itulah, mungkin dengan umur yang ada emang kita udah harus dituntut untuk berfikir kearah itu. Mau ga mau, tekanan di usia ini memang begitu. Lebih dari sekedar tekanan, itu pemikiran yang membawa kita menentukan atau merencakan mau kemana arah kita selanjutnya, karena jalan ditempat itu sia - sia, kan?
sepertinya aku ga ada bilang yang kehangatan bersama ya plis deh
ReplyDelete